Haiii, haiii akhirnya bisa share lagi tentang remaja, Kemarin udah bahas tentang ciri-ciri remaja sekarang kita bahas tentang perubahan fisik remaja. Peralihan dari anak ke dewasa mengakibatkan banyak perubahan yang terjadi pada diri remaja. Ayo disimak baik baik ya buat yg masih remaja, trus bandingin deh sama yang terjadi,,
Menurut Imran
(1998) masa remaja diawali dengan masa pubertas, yaitu masa terjadinya
perubahan-perubahan fisik (meliputi penampilan fisik seperti bentuk tubuh dan
proporsi tubuh) dan fungsi fisiologis (kematangan organ-organ seksual).
Perubahan fisik yang terjadi pada masa pubertas ini merupakan peristiwa yang
paling penting, berlangsung cepat, drastis, tidak beraturan dan terjadi pada
sisitem reproduksi. Hormon-hormon mulai diproduksi dan mempengaruhi organ
reproduksi untuk memulai siklus reproduksi serta mempengaruhi terjadinya
perubahan tubuh. Perubahan tubuh ini disertai dengan perkembangan bertahap dari
karakteristik seksual primer dan karakteristik seksual sekunder. Karakteristik
seksual primer mencakup perkembangan organ-organ reproduksi, sedangkan
karakteristik seksual sekunder mencakup perubahan dalam bentuk tubuh sesuai
dengan jenis kelamin misalnya, pada remaja putri ditandai dengan menarche (menstruasi pertama), tumbuhnya
rambut-rambut pubis, pembesaran buah dada, pinggul, sedangkan pada remaja putra
mengalami pollutio (mimpi basah
pertama), pembesaran suara, tumbuh rambut-rambut pubis, tumbuh rambut pada bagian tertentu seperti di dada, di kaki,
kumis dan sebagainya.
Menurut Mussen
dkk., (1979) sekitar dua tahun pertumbuhan berat dan tinggi badan mengikuti
perkembangan kematangan seksual remaja. Anak remaja putri mulai mengalami
pertumbuhan tubuh pada usia rata-rata 8-9 tahun, dan mengalami menarche rata-rata pada usia 12 tahun.
Pada anak remaja putra mulai menunjukan perubahan tubuh pada usia sekitar 10-11
tahun, sedangkan perubahan suara terjadi pada usia 13 tahun (Katchadurian,
1989). Penyebab terjadi makin awalnya tanda-tanda pertumbuhan ini diperkirakan
karena faktor gizi yang semakin baik, rangsangan dari lingkungan, iklim, dan
faktor sosio-ekonomi (Sarwono, dalam JEN, 1998).
Pada masa
pubertas, hormon-hormon yang mulai berfungsi selain menyebabkan perubahan fisik
atau tubuh juga mempengaruhi dorongan seks remaja. Menurut Bourgeois dan
Wolfish (1994) remaja mulai merasakan dengan jelas meningkatnya dorongan seks
dalam dirinya, misalnya muncul ketertarikan dengan orang lain dan keinginan untuk
mendapatkan kepuasan seksual.
Selama masa
remaja, perubahan tubuh ini akan semakin mencapai keseimbangan yang sifatnya
individual. Di akhir masa remaja, ukuran tubuh remaja sudah mencapai bentuk
akhirnya dan sistem reproduksi sudah mencapai kematangan secara fisiologis,
sebelum akhirnya nanti mengalami penurunan fungsi pada saat awal masa lanjut
usia (Myles dkk, 1993). Sebagai akibat proses kematangan sistem reproduksi ini,
seorang remaja sudah dapat menjalankan fungsi prokreasinya, artinya sudah dapat
mempunyai keturunan. Meskipun demikian, hal ini tidak berarti bahwa remaja
sudah mampu bereproduksi dengan aman secara fisik. Menurut PKBI (1984) secara
fisik, usia reproduksi sehat untuk wanita adalah antara 20 – 30 tahun. Faktor
yang mempengaruhinya ada bermacam-macam . Misalnya, sebelum wanita berusia 20
tahun secar fisik kondisi organ reproduksi seperti rahim belum cukup siap untuk
memelihara hasil pembuahan dan pengembangan janin. Selain itu, secara mental
pada umur ini wanita belum cukup matang dan dewasa. Sampoerno dan Azwar (1987)
menambahkan bahwa perawatan pra-natal
pada calon ibu muda usia biasanya kurang baik karena rendahnya pengetahuan dan
rasa malu untuk datang memeriksakan diri ke pusat pelayanan kesehatan.
Nah gimana sesuai kan dengan apa yang terjadi so jangan takut kalau terjadi perubahan fisik. it's normal guys ^^